Sebuah percakapan singkat yang sempat mempuat saya kaget dan tercengang. Sore itu say pergi kesebuah tempat dimana orang-orang yang memiliki keterbelakangan dan kelainan jiwa yang berkeliaran dikumpulkan. Memang ada rasa risih ketika pertama memasuki kawasan itu. Cukup rapi memang, semua taman dan ruangan ditata dengan apik dan bersih. Namun bukan itu yang membuat saya risih, tapi mengapa saya harus datang ketempat yang merupakan kandang orang-orang gila.
Sejenak sangat berat untuk melangkahkan kaki kesana. Namun saya tidak bisa melakukan hal itu, kareana ini merupakan sebuah tugas. Didalam tempat itu ternyata tidak hanya terdapat orang gila, namun mereka juga yang dihari tuanya tidak memiliki tempat untuk tinggal, tidak memiliki pekerjaan, bahkan ada yang sengaja dibuang oleh keluarganya. Sungguh tragis saya mendengar hal itu. Itulah realita hidup. Mulai dari sini, pandangan terhadap tempat ini mulai berubah. Saya memulainnya dengan memasuki sebuah ruangan dan disana saya mencoba berbincang-bincang kepada mereka yang gila. Hal pertama yang saya fikirkan sebelum memulai pembicaraan adalah, apakah mereka mampu memberikan respon yang tepat terhadap apa yang saya tanyakan atau saya bicarakan ? Cepat-cepat saya buang pemikiran negatif itu, apa salahnya untuk dicoba. Saat itu saya memberanikan diri untuk memulai pembicaraan, tapi sayang lawan bicara saya belum memberikan respon yang saya inginkan. Dia hanya tersenyum malu. Saya kembali bertanya lagi. Kali ini saya dibuatnya tercengang, dia mampu menjawab apa yang saya tanyakan dengan baik dan sangat lancar. Saya terus menjalin komunikasi dua arah yang baik dengannya, walau terkadang jawaban yang ia berikan keluar dari topik. Tidak menjadi masalah bagi saya karena saya sudah mendapakant ilmu bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Saya cukup senang akan hal itu.
Langkah kaki saya lanjutkan ketempat dimana mereka dikumpulkan. Momen inilah yang paling membuat saya tersentuh sakaligus kaget ditempat itu. Disebuah tempat yang dapat kilatakan sebagai aula mereka saling berlomba untuk menyampaikan apa yang ada dalam fikiran mereka. Ada yang menceritakan tentang masa lalunya. Ada yang menceritakan tentang dari mana ia berasal, mengapa ia ada ditempat itu sekarang, dan bagaimana ia menjalani hidup saat ini. Tetapi tiba-tiba ada yang berdiri dan berbicara. Saya berfikir ia juga akan bercerita tetang masa lalunya, namun dugaan saya ternyata salah. Dia berbicara tentang pemerintahaan saat ini, bahkan ia mampu mengkritik tentang sistem pemerintahan saat ini. Saya tidak habis berfikir, darimana ia mendapatkan informasi ini, karena saya tidak melihat sebuah media massa satu pun di tempat mereka tinggal. Saya hanya bisa menahan nafas meliahat semua ini, bahkan ia mampu menasehati saya dengan pesan-pesan yang sangat positif dan membangun. Detak jatung hampir berhenti ketika mendengar hal itu. Terus terang saja saya malu. Saya dinasehati orang seseorang yang tidak normal alias gila, dan semuanya benar !
Kemudian saya berfikir, siapakah sebenarnya yang gila didunia ini. Fikirang itu terus muncul dari saya melangkahkan kaki keluar dari tempat mereka hingga saya menuliskan hal ini. Hingga saya mendapatkan suatu kesimpulan. "ORANG GILA ADALAH MEREKA YANG BERFIKIR BAHAWA MEREKA TIDAK GILA".
0 comments:
Post a Comment