CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Thursday 3 February 2011

Reality Show

Terus terang saja saya sudah jaran menonton televisi semenjak duduk dibangku kuliah. Ketika di rumah karena tidak ada kegiatan, saya nyalakan televisi kecil yang ada dikamar saya. Mungkin karena saya sudah jarang memonton tv, untuk melihat acara dalam stasiun televisi selama 5 menit saja sudah membuat bosan dan bingung. Berkali-kali saya tekan tombol pada remote berharap menemukan acara yang sesuai, apa mau dikata, semua acara tidak ada yang cocok dengan selera saya. Bukan acara yang ada itu buruk, tetapi kelihatanya acara yang ada di semua stasiun televisi hampir sama, apalagi reality show. Hampir semua saluran televisi memunyai acara sejenis ini dan itu sangat diminati.

Akhirnya saya memutuskan untuk menonton salah satu reality show. Tidak asal nonton, saya perhatikan acara tersebut dengan seksama hingga muncul dalam benak saya sebuah pertanyaan. Apakah acara itu benar-benar real atau hanya fiktif belaka ? Jika ia merupakan fiktif, berarti telah terjadi penipuan dan pembodohan publik selama ini. Hal ini yang membungukan saya. Saya tetap melanjukan untuk menonton acara tersebut dan sejenak melupakan unek-unek yang ada dalam fikiran saya. Semakin lama saya menonton makin banyak hal ganjil yang saya temukan dalam acara tersebut. Semua yang ditampilakan selalu pas dan tepat sesuai keadaan yang ada, bahkan saya menangkap seperti memang ada sebuah alur yang sudah direncanakan. Pertemuan orang pertama, kemudian pertemuan terhadap orang kedua, timbul masalah, kemudian orang ketiga atau keempat sebagai kunci dari permasalahan, semuanya seperti telah diatur dan di rencanakan secara matang sebelumnya. Muncul lagi pertanyaan dalam diri saya. Apakah ini benar-benar sebuah acara yang mengangkat realita yang ada ?

Esok hari saya coba untuk mencari acara yang sejenis namun berbeda stasiun televisi. Kali ini agak berbau religi, namun tetap sama dibawah payung reality show. Kembali saya perhatikan acara tersebut secara seksama. Kesimpulan yang sama saya dapati dari acara ini meskipun berbau religi. Semuanya seperti sudah di scenario sebelumnya. Terlepas dari nyata atau rekayasa, apa sebenarnya tujuan realiti show ini. Jika acara ini memang pure realiti show dan bertujuan untuk membantu sesorang yang mempunyai masalah, mengapa setiap episodenya hampir semua terkesan seperti di scenario, serba kebetulan dan kebetulan itu terjadi berulang-ulang, bukankah ini namanya pembodohan publik ? Lalu, jika bertujuan untuk memberi gambaran, contoh, atau untuk menyapaikan sebuah pesan moral, mengapa harus berada dalam payung realiti show ? Sebuah serial juga bisa untuk menyampaikan pesan tersebut.

Sebenarnya saya tidak terlalu memusingkan hal ini, hanya agak geli melihat sebuah acara yang di cap sebagai realiti show, kok saya melihatnya bukan seperti realiti show, malah terkesan sebagai drama yang dimaikan dan diperankan secara apik dan terstruktur. Disini saya hanya mencari kebenaran yang ada, dan tidak ingin memojokkan pihak-pihak tertentu. Melihat hal ini saya hanya berharap, tolong agar acara di stasiun televisi itu sebaiknya menampilkan hal yang positif-positif saja, jangan ada lagi acara yang tidak mendidik dan terkesan pembodohan masal. Bolehlah ada realiti show, mengingat acara jenis ini sangat diminati. Tapi mbok ya tolong buat acara realiti show yang benar-benar real. Kami sebagai penikmat acara juga selamanya tidak bisa di bohongi terus menerus. Kami berfikir terhadap acara yang ditayangkan. Oleh karena itu, hanya satu harapan saya terhadap dunia pertelevisian, terutama di Inonesia. Semoga acara-acara yang ditanyankan semakin berkualitas, karena kami “pemirsa setia Anda” juga semakin cerdas.

0 comments: